TUTORIAL BLOGZ - Allah Ta'ala memmemberikankan waktu-waktu tertentu yang menganjurkan kita untuk berdo'a kepadanya. Sebagai seorang muslim, sebaiknya kita memanfaatkan waktu-waktu yang mempunyai keutamaan dan kemuliaan untuk berdo'a, supaya dikabulkan do'a kita oleh Allah Azza Wa Jalla.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu wacana Aku, maka (tpendapatlah), bergotong-royong Aku ialah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku." (Q.S. Al-Baqarah:186)
Allah mengasihi hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan lantaran cinta-Nya Allah memmemberikan ‘ludang keringh dari yang seharusnya’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, saya mengampuni dosamu dan tidak saya pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)
Berikut Waktu-Waktu yang Mustajab Untuk Berdo'a Agar Dikabulkan oleh Allah swt:
1. Kadab Adzan Berkumandan dan kadab perang berkecamuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu kadab adzan berkumandang dan dikala perang berkecamuk, kadab kedua kubu saling menyerang." (H.R. Abu Dawud).
2. Diantara Adzan dan Iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah ialah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah ialah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan bunyi keras, contohnya dengan memakai mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut sanggup mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Ketahuilah, kalian tiruana sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan bunyi dalam membaca Al Qur’an,’ atau ia berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan bunyi keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini ialah kesempatan yang anggun untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jikalau ia melewatkannya.
3. Kadab sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mengasihi hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman wacana ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
“Kadab waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling simpulan ialah waktu yang penuh berkah, alasannya ialah pada dikala itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa kadab itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang simpulan pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kumemberikankan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
4. Kadab sedang Sujud dalam Shalat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Seorang yang berada paling akrab dengan Rabb-nya ialah kadab ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa kadab itu." (H.R. Muslim)
5. Kadab sebelum Salam pada Shalat wajib
Dalam sebuah hadits disebutkan,
"Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah?" Rasulullah ﷺ bersabda: "Diakhir malam dan diakhir shalat wajib." (H.R. At-Tirmidzi)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ ialah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sobat merutinkan berdoa meminta sesuatu sesudah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa sesudah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka sesudah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
6. Kadab turun Hujan
Hujan ialah nikmat Allah Ta’ala. Oleh lantaran itu dilarang mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain ialah Allah Ta’ala. Oleh lantaran itu, daripada karam dalam rasa jengkel ludang keringh baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu kadab adzan berkumandang dan kadab hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
7. Kadab Hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Hari Arafah ialah hari kadab para jama’ah haji melaksanakan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Doa yang terbaik ialah doa kadab hari Arafah." (H.R. At-Tirmidzi)
8. Kadab Hari Jum'at
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan wacana hari Jum’at, lantas ia bersabda,
“Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia bangkit melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memmemberikan apa yang ia minta.” Dan ia memberikansyarat dengan tangannya akan sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari, no. 935; Muslim, no. 852)
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “ ’Abdullah bin ‘Umar bertanya padaku, ‘Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya do’a di hari Jum’at?” Abu Burdah mentpendapat, “Iya betul, saya pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Waktu tersebut ialah antara imam duduk kadab khutbah sampai imam menunaikan shalat Jum’at.” (HR. Muslim, no. 853)
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,
“(Waktu siang) di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum’at) niscaya Allah ‘azza wa jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu simpulan sesudah ‘Ashar.” (HR. Abu Daud, no. 1048; An-Nasa’i, no. 1390. Al-Hafizh Abu Thahir menyampaikan bahwa sanad hadits ini shahih)
9. Kadab Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, lantaran diwaktu ini insan mencicipi salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum sesudah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
“Orang yang berpuasa mempunyai 2 kebahagiaan: kebahagiaan kadab berbuka puasa dan kebahagiaan kadab bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa ialah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
10. Kadab Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar ialah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini ludang keringh utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Malam Lailatul Qadr ludang keringh baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa.
Ummul Mu'minin Aisyah radhiyallahu 'anha bercerita:
"Aku bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya saya ucapkan jikalau saya menemukan Malam Lailatul Qadar? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berdoalah, Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul Afwaa fa'fu 'annii (Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku." (H.R. At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
11. Kadab Minum Air Zam-Zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Demikianlah waktu-waktu terkabulnya do'a. Mudah-memperringan dan sepelean Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan mendapatkan amal ibadah kita.
Aamiin Ya Mujiibas Sa’iliin.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdoa kepada Allah Tabaraka Wa Ta'ala |
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu wacana Aku, maka (tpendapatlah), bergotong-royong Aku ialah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku." (Q.S. Al-Baqarah:186)
Allah mengasihi hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan lantaran cinta-Nya Allah memmemberikan ‘ludang keringh dari yang seharusnya’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, saya mengampuni dosamu dan tidak saya pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)
Berikut Waktu-Waktu yang Mustajab Untuk Berdo'a Agar Dikabulkan oleh Allah swt:
1. Kadab Adzan Berkumandan dan kadab perang berkecamuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu kadab adzan berkumandang dan dikala perang berkecamuk, kadab kedua kubu saling menyerang." (H.R. Abu Dawud).
2. Diantara Adzan dan Iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah ialah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah ialah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan bunyi keras, contohnya dengan memakai mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut sanggup mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة
“Ketahuilah, kalian tiruana sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan bunyi dalam membaca Al Qur’an,’ atau ia berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan bunyi keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini ialah kesempatan yang anggun untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jikalau ia melewatkannya.
3. Kadab sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mengasihi hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman wacana ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
“Kadab waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling simpulan ialah waktu yang penuh berkah, alasannya ialah pada dikala itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa kadab itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang simpulan pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kumemberikankan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
4. Kadab sedang Sujud dalam Shalat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Seorang yang berada paling akrab dengan Rabb-nya ialah kadab ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa kadab itu." (H.R. Muslim)
5. Kadab sebelum Salam pada Shalat wajib
Dalam sebuah hadits disebutkan,
"Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah?" Rasulullah ﷺ bersabda: "Diakhir malam dan diakhir shalat wajib." (H.R. At-Tirmidzi)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ ialah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sobat merutinkan berdoa meminta sesuatu sesudah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa sesudah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka sesudah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
6. Kadab turun Hujan
Hujan ialah nikmat Allah Ta’ala. Oleh lantaran itu dilarang mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain ialah Allah Ta’ala. Oleh lantaran itu, daripada karam dalam rasa jengkel ludang keringh baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu kadab adzan berkumandang dan kadab hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
7. Kadab Hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Hari Arafah ialah hari kadab para jama’ah haji melaksanakan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Doa yang terbaik ialah doa kadab hari Arafah." (H.R. At-Tirmidzi)
8. Kadab Hari Jum'at
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan wacana hari Jum’at, lantas ia bersabda,
فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ » . وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
“Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia bangkit melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memmemberikan apa yang ia minta.” Dan ia memberikansyarat dengan tangannya akan sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari, no. 935; Muslim, no. 852)
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “ ’Abdullah bin ‘Umar bertanya padaku, ‘Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya do’a di hari Jum’at?” Abu Burdah mentpendapat, “Iya betul, saya pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ
“Waktu tersebut ialah antara imam duduk kadab khutbah sampai imam menunaikan shalat Jum’at.” (HR. Muslim, no. 853)
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ يُرِيدُ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“(Waktu siang) di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum’at) niscaya Allah ‘azza wa jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu simpulan sesudah ‘Ashar.” (HR. Abu Daud, no. 1048; An-Nasa’i, no. 1390. Al-Hafizh Abu Thahir menyampaikan bahwa sanad hadits ini shahih)
9. Kadab Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, lantaran diwaktu ini insan mencicipi salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum sesudah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه
“Orang yang berpuasa mempunyai 2 kebahagiaan: kebahagiaan kadab berbuka puasa dan kebahagiaan kadab bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa ialah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa kadab berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzalimi." (H.R. At-Tirmidzi, Ibnu Hibban)
10. Kadab Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar ialah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini ludang keringh utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam Lailatul Qadr ludang keringh baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa.
Ummul Mu'minin Aisyah radhiyallahu 'anha bercerita:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
"Aku bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya saya ucapkan jikalau saya menemukan Malam Lailatul Qadar? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berdoalah, Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul Afwaa fa'fu 'annii (Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku." (H.R. At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
11. Kadab Minum Air Zam-Zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Demikianlah waktu-waktu terkabulnya do'a. Mudah-memperringan dan sepelean Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan mendapatkan amal ibadah kita.
Aamiin Ya Mujiibas Sa’iliin.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
0 Yorumlar